Dari
bahasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa dalam pembelajaran STEM terdapat keterpaduan
mata pelajaran science, technology,
engineering dan mathematic. Bagaimana
sih pola atau cara mengeintegrasikan keempat mata pelajaran dalam STEM?😃
Jadi,
terdapat 3 pola integrasi STEM (Robert dan Cantu, 2012), diantaranya adalah :
1.
Pola
Pendekatan Silo
Pola
pendekatan Silo adalah pola pendekatan terpisah, yang mana instruksi dan materi
mata pelajaran STEM masih diberikan secara terpisah. Pola pendekatan ini masih
membuat siswa memiliki segregasi antar mata pelajaran dan tidak bisa melihatnya
sebagai kesatuan utuh untuk memecahkan masalah di dunia nyata (Breiner,
Harkness, Johnson & Koehler, 2012).
2.
Pola
Pendekatan Embedded
Pola
pendekatan embedded adalah pola pendekatan tertanam. Pola ini merupakan pola
yang paling banyak dilakukan. Dalam pola
embedded, terdapat satu materi yang lebih diutamakan dibandingkan
yang lainnya. Misalkan
pembelajaran STEM yang dilakukan oleh guru IPA sendiri. Dengan pola ini guru mengenalkan
prinsip dan konsep engineering, teknologi dan
matematika sebagai materi pendamping dan
sains sebagai materi utama.
Materi-materi pendamping yang
diajarkan merupakan penguat konsep pada materi utama. Tetapi, materi-materi
pendamping tersebut tidak dimasukkan ke dalam evaluasi penilaian.
3.
Pola
Pendekatan Terintegrasi
Pola
pendekatan terintegrasi adalah pola pendekatan terpadu, yang mana semua
bagian dari S, T, E, M diajarkan sebagai satu subjek utuh. Pola ini membutuhkan kolaborasi
yang baik antar guru mata pelajaran. Dalam pola ini masing-masing mata
pelajaran S, T, E, M diajarkan oleh guru yang berbeda dan dalam waktu berbeda. Misalkan
pada tahap perencanaan pembelajaran STEM, guru IPA berkolaborasi dengan guru
matematika dan atau guru lainnya untuk menentukan satu projek STEM yang akan
dilakukan oleh siswa. Guru IPA bertanggung jawab untuk materi IPA pada projek
STEM tersebut, sementara materi matematika tidak lagi menjadi materi pendamping
yang diajar oleh guru IPA, melainkan menjadi materi utama yang diajarkan oleh
guru matematika yang bersangkutan. Dan pemantapan materi dilakukan pada jam
pelajaran masing-masing. Pola ini merupakan pola yang ideal dalam penerapan
pembelajaran STEM. Selain itu, dengan penerapan pola ini siswa tidak terbebani
dengan tugas projek STEM yang berbeda-beda yang diberikan oleh masing-masing
guru.
Sumber: Materi Filosofi pendidikan STEM dalam pelatihan pembelajaran IPA berbasis STEM oleh SEAMEO Qitep In Science