Selasa, 29 September 2020

Pola Integrasi STEM

Dari bahasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa dalam pembelajaran STEM terdapat keterpaduan mata pelajaran science, technology, engineering dan mathematic. Bagaimana sih pola atau cara mengeintegrasikan keempat mata pelajaran dalam STEM?😃

Jadi, terdapat 3 pola integrasi STEM (Robert dan Cantu, 2012), diantaranya adalah :

1.      Pola Pendekatan Silo

Pola pendekatan Silo adalah pola pendekatan terpisah, yang mana instruksi dan materi mata pelajaran STEM masih diberikan secara terpisah. Pola pendekatan ini masih membuat siswa memiliki segregasi antar mata pelajaran dan tidak bisa melihatnya sebagai kesatuan utuh untuk memecahkan masalah di dunia nyata (Breiner, Harkness, Johnson & Koehler, 2012).

Gambar 1. Pola Pendekatan Silo

2.      Pola Pendekatan Embedded

Pola pendekatan embedded adalah pola pendekatan tertanam. Pola ini merupakan pola yang paling banyak dilakukan. Dalam pola embedded, terdapat satu materi yang lebih diutamakan dibandingkan yang lainnya. Misalkan pembelajaran STEM yang dilakukan oleh guru IPA sendiri. Dengan pola ini guru mengenalkan prinsip dan konsep engineering, teknologi dan matematika sebagai materi pendamping dan sains sebagai materi utama. Materi-materi pendamping yang diajarkan merupakan penguat konsep pada materi utama. Tetapi, materi-materi pendamping tersebut tidak dimasukkan ke dalam evaluasi penilaian.

Gambar 2. Pola Pendekatan Embedded

 

3.      Pola Pendekatan Terintegrasi

Pola pendekatan terintegrasi adalah pola pendekatan terpadu, yang mana semua bagian dari S, T, E, M diajarkan sebagai satu subjek utuh. Pola ini membutuhkan kolaborasi yang baik antar guru mata pelajaran. Dalam pola ini masing-masing mata pelajaran S, T, E, M diajarkan oleh guru yang berbeda dan dalam waktu berbeda. Misalkan pada tahap perencanaan pembelajaran STEM, guru IPA berkolaborasi dengan guru matematika dan atau guru lainnya untuk menentukan satu projek STEM yang akan dilakukan oleh siswa. Guru IPA bertanggung jawab untuk materi IPA pada projek STEM tersebut, sementara materi matematika tidak lagi menjadi materi pendamping yang diajar oleh guru IPA, melainkan menjadi materi utama yang diajarkan oleh guru matematika yang bersangkutan. Dan pemantapan materi dilakukan pada jam pelajaran masing-masing. Pola ini merupakan pola yang ideal dalam penerapan pembelajaran STEM. Selain itu, dengan penerapan pola ini siswa tidak terbebani dengan tugas projek STEM yang berbeda-beda yang diberikan oleh masing-masing guru.


Gambar 3. Pola Pendekatan Terintegrasi

 

Sumber: Materi Filosofi pendidikan STEM dalam pelatihan pembelajaran IPA berbasis STEM oleh SEAMEO Qitep In Science 

2 komentar: